LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“
MENGHITUNG JUMLAH SEL “
Oleh
:
Nama
: TRIA ARDI PUSPA
LAGA
NPM
: E1J011035
Prodi : Agroekoteknologi
Hari/tanggal
: Selasa/08 Mei 2012
Jam
: 12.00 –
14.00 WIB
LABORATORIUM
ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
•
Latar
Belakang
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari mikroorganisme (organism hidup yang ukurannya terlalu kecil untuk
dapat dilihat dengan mata biasa) atau mikroba. Oleh karena itu objek kajiannya
biasanya adalah alga miskroskopik, protozoa, archaea dan virus. Virus
dimasukkan dalam obyek kajian walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat
dianggap sebagai mahluk hidup.
Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat pembesar.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal meskipun beberapa protista bersel
tunggal masih dapat terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies
multisel yang tidak dapat terlihat oleh mata telanjang. Mikroorganisme biasanya
dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi terutama
yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai
bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
•
Tujuan
•
Mahasiswa dapat menghitung sepora dengan menggunakan
haemocytometer
•
Mahasiswa dapat menghitung jumlah spora dan sel menggunakan
Skala micrometer okuler(SMOK) dan Skala
micrometer obyektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk
penghitungan sel darah . Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel
serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles
Malassez dan terdiri dari tebal kaca slide
mikroskop dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah
kamar. ruang ini diukir dengan laser-terukir grid garis tegak lurus.
Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis
diketahui, dan kedalaman ruang ini juga diketahui. Oleh karena itu mungkin
untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan
dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara
keseluruhan.(Wiki, 2011).
Mikroba berukuran sangat kecil dan untuk mengetahuinya
digunakan mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis
micrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler
dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan micrometer objektif berbentuk slide
yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Jarak antar garis skala pada
mikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa objektif yang digunakan yang
menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan dengan
mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer objektif
memiliki skala yang
telah
diketahui, menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuran skala micrometer okuler.
1 skala micrometer objektif = 0,01 mm / 10 µm.
Kalibrasi
dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada
perbesaran yang diinginkan. Skala ke nol (garis pertama) kedua mikrometer
disimpulkan menjadi 1 garis kemudian dilihat pada skala ke berapa kedua jenis
mikrometer tersebut bertemu/berhimpit kembali. Dari hasil tersebut dapat
diketahui satu satuan panjang pada skala
mikrometer okuler itu berdasarkan beberapa jumlah skala kecil mikrometer
objektif yang berada di antara garis yang berhimpit tadi. (Muslim, 2011)
BAB III
METODOLOGI
•
Alat dan
Bahan
• Alat :
1unit haemocitometer, 1 buah jarum ent, 1 buah gelas penutup, 1buah pipet
tetes, 1 unit mikroskop.
• Bahan : 1
cawan biakan Penicellium atau Aspergillus
•
Prosedur
Kerja
•
Menghitung mikroorganisme
•
Spora dipanen daari biakan dengan cara menuang 5ml aquades
ke dalam cawan biakan sambil menggosokan batang gelas bentuk L kemudian
suspense spora dipipet dan dimasukkan dalam gelas Erlenmeyer 50ml. pemanenan
diulangi lagi sampai mendapatkan 2ml suspense atau sampai smua spora masak
terpanen.
•
Haemocitometer dibersihkan dengan menggunakan alcohol sampai
benar-benar bersih, kemudian dikeringkan. Perlu diingat bahwa kotak pada
haemocitometer ukurannya sangat kecil sehingga kemasukan satu butir debu saja sudah cukup menyumbat kotak.
•
Suspense spora dikocok kemudian dipipet dan diteteskan pada
haemocitometer tepat pada ruang hitungnya, sebanyak satu tetes.
•
Tetesan suspense ditutup menggunakan gelas penutup dan
dijaga agartidak menjadi gelembung udara dala kotak-kotak haemocitometer.
•
Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop dan dihitung jumlah sel dalam setiap kotak. Jika
antar kotak jumlahnya tidak seragam, ulangi langkah ke d(dikocok lagi)
•
Pada praktikum dihitung dari 7 kotak(ruang hitung), kemudian
dirata-rata dan dihitung jumlah selnya setiap koloni
•
Mengukur mikroorganisme
•
Gelas objek dibersihkan menggunakan alcohol 70% sampai
bebasdebu dan lemak, kemudian ditetesi aquades.
•
Massa sporangium diamnil menggunakan jarum ent kemudian
diletakkan didalam tetesan air di atas gelas obyek kemudian ditutup dengan
gelas penuup dan dijaga agar tidak timbul gelembung udara.
•
Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada
pembesaran dimana obyek terlihat paling jelas.
•
Micrometer okuler diasang dalam lensa okuler untuk mengukur
obyek dengan menggunakan skala yang ada dalam micrometer okuler, dengan cara
menggeser-geser meja benda pada mikroskop dam memutas lensa okuler sampai tepat
pada obyek yang di ukur. Pada praktikan dilakukan pengukuran panjang dan lebar
5 sporangium dan 5 sporangiofor kemudian ukuran sekala dicatat pada table
pengamatat.
•
Setelah selesai mengukur obyek denga sekala okuler, preparat
diambil dari menja benda kemudian diganti dengan micrometer obyektif untuk
kalibrasi skala micrometer. Harus diingat bahwa pembesaran lensa mikroskop yang
digunakan hars sama antara pengukuran selnya.
•
Skala micrometer okuler (SMOK) diatur supaya berimpit dengan
skala micrometer obyektif (SMOB), dengan cara menggeser-geser mejabenda pada
mikroskop dan memutar lensa okuler.
•
Setelah garis skala masing-msing ada yang saling berimpit,
dilakukan kalibrasi dengan cara membandingkan kesetaraan SMOK danSMOB, yaitu
denganmenghitung jumlah SMOK dan jumlah SMOB.
•
Dalam praktikum kalibrasi atau penyetaraan dilakukan
sebanyak 5 kali, kemudian dihitung ukuran sel menurut ukuran micrometer
obyektif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
•
Hasil
Pengamatan
• Mengukur
SMOK dan SMOB
Obyek
|
Ulangan
|
SMOK
|
SMOB
|
Micrometer
|
1
|
20-30= 10
|
11
|
2
|
34-64= 30
|
6
|
|
3
|
50-60= 10
|
9
|
|
4
|
70-90= 20
|
18
|
|
5
|
70-84= 14
|
12
|
|
Jumlah
|
|
84
|
56
|
• Mengukur
hifa
Obyek
|
Ulangan
|
lebar
|
Hifa
|
1
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
jumlah
|
|
|
• Mengukur
spora
Obyek
|
Ulangan
|
Panjang
|
Lebar
|
Sporangium
|
1
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
jumlah
|
|
|
|
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
•
Untuk menghitung sel maka kita menbutuhkan Hemositometer
sebagai alat bantu menghitung jumlah sel. Hemositometer ditemukan oleh Louis-Charles
Malassez sebagai
alat penghitung sel.
•
Mikroba berukuran sangat kecil dan untuk mengetahuinya
digunakan mikrometer. mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis
micrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, Ahmadi. 2011. Menghitung jumlah bakteri. file:///G:/menghitung-perhitungan-jumlah-bakteri_26.html. diakses
pada tanggal 8 mei 2011.
Purnomo, Bambang Ir
MP. 2011. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi. Bengkulu: lab ilmu hama dan penyakit tanaman. Universitas
Bengkulu.
Wiki. 2011. Hemocytometer. http://en.wikipedia.org/wiki/Hemocytometer. diakses
pada tanggal 8 mei 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar