Sabtu, 19 Mei 2012

lima kingdom menurut whittaker


TUGAS MIKROBIOLOGI 1. Monera (bakteri dan ganggang biru) Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik.Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria) 2. Protista (ganggang dan protozoa) Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista rnemiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai jamur. 3. Fungi (jamur) Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycpta). Bakteri (dari kata Latinbacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.[2] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.[2] Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[3] Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.[4] Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara selprokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[5] Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[6][7][8][9] Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[10] Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).[11] Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[12] Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla. Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri. Ciri-ciri pada sistem 5 kingdom : 1. Kingdom Monera : Prokariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler 2. Kingdom Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler 3. Kingdom Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler 4. Kingdom Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler 5. Kingdom Animalia : Eukariot, Heterotrof, Multiseluler Berikut Lima kingdom menurut Whittaker : 1. Kingdom Monera Ciri-ciri a. Bersel satu, inti sel tidak memiliki selaput (prokariot). b. Ada yang dapat membuat makanan sendiri (autotrof). c. Ada yang dapat bergerak berpindah tempat. Contoh: bakteri, Chroococcus, Gloeocapsa, Vibrio, Cholerae, dan alga biru. 2. Kingdom Prostista Ciri-ciri a. Mempunyai klorofil. b. Sebagian besar bersel tunggal(uniseluler). c. Inti sel telah terlindung selaput inti(eukariotik). 3. Kingdom Fungi Ciri-ciri : a. Tidak mempunyai klorofil. b. Sebagian besar tubuh terdiri atas banyak sel/multiseluler. c. Inti sel telah terlindungi selaput inti. 4. Kingdom Plantae (Tumbuhan) Ciri-ciri: a. Tersusun atas banyak sel. b. Eukariot. c. Mempunyai klorofil. 5. Kingdom Animalia Ciri-ciri ; a. Bersel banyak(muliseluler). b. Memiliki membrane inti. c. Tidak berklorofil dan heterotof b. Alga Alga berukuran sangat bervariasi, mulai dari beberapa μm sampai bermeter-meter panjangnya. Alga bersifat fotosintetik sehingga semua alga mengandung klorofil dan pigmen-pigmen lain. Kebanyakan alga hidup di air dan sebagian besar merupakan fitoplankton yang berguna sebagai sumber makanan organisme lain dan merupakan produsen primer bahan organik atau permula rantai makanan aquatik dan sumber oksigen. Sebagai organisme fotosintetik, alga merupakan penghasil senyawa karbon organik sebanding dengan yang dihasilkan oleh seluruh tumbuhan darat. Alga diperhatikan manusia karena banyak perannya. Alga merah dan coklat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, taanah diatome (sisa alga mati) dapat digunakan sebagai isolator arus listrik, banyak alga mengandung vitamin A, B1, C, D, dan K. Alga juga dimanfaatkan manusia sebagai sumber makanan. Alga merah dapat menghasilkan polisakarida penting (karegen) dan agar-agar yang digunakan sebagai pengimulsi, pengental, dan pemadat maakanan. Beberapa alga dapat sebagai patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Alga hijau Cephaleuros menyerang daun teh, kopi dan tanaman-tanaman perkebunan lain. Beberapa alga lain menghasilkan racun (toksin) yang mematikan ikan, hewan maupun manusia. Gymnodinium dan Bambang Purnomo, 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib. 3 D:\Kantor\MIKROBIOLOGI\KULIAH_MIK\K3BIOLOGI.doc Gonyaulax menghasilkan neurotoxin yang merupakan racun syaraf bagi hewan dan manusia. Banyak jenis alga terdapat sebagai sel tunggal (uniseluler) yang dapat berbentuk bola, batang, kumparan dan lainnya (lihat gambar). Beberapa laga lainnya dapat berupa agrgasi (kumpulan) sel-sel tunggal identik yang saling melekat setelah pembelahan sehingga membentuk bentukan yang jauh lebih besar, sedangkan alga yang lainnya lagi dapat terdiri dari berbagai macam sel yang berfungsi khusus dan ada pula yang multiseluler berukuran sangat besar dengan morfologi yang kompleks. Alga mempunyai nukleus yang bermembran seperti halnya organisme eukariotik lainnya. Selain organel sel eukariotik, sel alga juga mengandung butir-butir pati, tetes minyak, vakuol dan lain-lain sesuai kelompoknya. Setiap sel alga mengandung satu atau lebih kloroplas yang dapat berbentuk pita, lempengan (cakram) seperti pada tumbuhan. Di dalam matrik kloroplas terdapat bulatan pipih yang disebut tilakoid. Membran tilakoid berisi klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap lainnya sebagai tempat reaksi cahaya pada fotosintesis. Seperti halnya protozoa berklorofil, beberapa alga dilengkapi flagela atau silia sehingga mirip protozoa. Alga berkembangbiak secara seksual dan aseksual, meskipun beberapa diantaranya terbatas berkembangbiak hanya menggunakan salah satu cara. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan biner, fragmentasi organisme multiseluler, dan pembentukan spora. Spora yang dibentuk dapat berflagela dinamakan zoospora atau tidak mempunyai alat gerak disebut aplanospora. Aplanospora biasanya dibentuk oleh alga darat. Akinet merupakan spora yang dibentuk dari sel vegetatif yang menebal. Semua alga dapat melakukan reproduksi seksual. Perkawinan terjadi karena terjadi konjugasi gamet yang menghasilkan zigot. Jika gamet yang melakukan konjugasi morfologinya serupa maka proses konjugasinya disebut isogami dan jika berbeda ukuran ataupun morfologinya maka konjugasi demikian disebut heterogami. Pada alga tingkat tinggi biasanya membentuk gamet betina yang ukurannya lebih besar disebut ovum dan gamet jantan yang ukurannya lebih kecil tetapi dapat bergerak aktif. Proses persatuan ovum dengan gamet jantan disebut oogami. Jika ovum dan gamet jantan dibentuk oleh satu individu disebut biseksual (membentuk dua macam jenis kelamin), sedangkan jika dibentuk oleh individu yang berlainan, maka setiap individu disebut uniseksual (membentuk satu jenis kelamin). Bambang Purnomo, 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib. 4 D:\Kantor\MIKROBIOLOGI\KULIAH_MIK\K3BIOLOGI.doc Dari segi fisiologis, alga merupakan organisme aerobik fotosintetik. Alga dapat tumbuh dimana saja yang tersedia cahaya, kelembaban dan sedikit nutrien pemula. Alga dapat tumbuh pada kisaran suhu es sampai suhu 700C. Alga laut sudah menyesuaikan diri terhadap kandungan garam yang tinggi dan kedalaman lebih dari 55 meter bahkan ada yang masih tumbuh pada kedalaman 183 m di bawah permukaan laut. Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik, yaitu : klorofil, karotenoid, dan fikobilin yang terdapat dalam kloroplas. Karotenoid merupakan hidrokarbon tak larut dalam air, berwarna kuning, jingga atau merah. Fikobilin atau hiloprotein merupakan kompleks protein larut dalam air berwarna biru atau merah Ada lima macam klorofil yaitu klorofil a, b, c, d, dan e yang semuanya berwarna hijau. Semua alga mengandung klorofil a . Proses fotosintesis yang berlangsung reaksinya sebagai berikut : ( H2O + NADP+ s i n a r ==􀃎NADPH + H+ + O2 ) 12 x ( CO2 + ATP + NADPH ========􀃎 CH2O + NADP+ + ADP + P ) 6 x H2O + CO2 ========􀃎 C6H12O6 + H2O + O2 Karotenoid alga ada dua macam yaitu : karoten dan xantofil, demikian juga fikobilin ada dua macam, yaitu : fikosianin dan fikoeritrin. Kandungan xantofil dan karoten yang tinggi akan menyebabkan warna alga menjadi kecoklatan, sedangkan kandungan fikobilin yang tinggi akan berwarna kemerahan. Beberapa alga tidak mempunyai pigmen sehingga beberapa ilmuwan memasukan ke dalam kelompok protozoa. Penggolongan alga berdasarkan 6 ciri, yaitu : pigmen, produk makanan cadangan, flagela, dinding sel, organisasi sel dan sejarah hidup reproduksi. Dasar pembedaan pigmen akan membedakan susunan kimia dan kandungan masing-masing pigmen akan membedakan warna tubuh alga. Produk makanan cadangan yang berbeda akan menandakan kandungan kimia yang berbada (pati, minyak, protein). Flagela dibedakan berdasarkan jumlah dan morfolginya, sedangkan dinding sel dibedakan berdasarkan susunan kimia dan sifat fisiknya. Alga hijau : Boergesenia forbesii (Harvey) 1. Devisio Chloro-phycophyta : pigmen berwarna hijau, produk makanan cadangan berupa karbohidrat dan minyak, non motil ( uniseluler & sel reproduksi motil). Terutama hidup di air tawar (sebagian laut, darat) ; satu kloroplas per sel, beberapa perenoid (tempat pembenetukan pati) per kloroplas ; morfologinya macam-macam mulai dari uniseluler sampai koloni ; uniseluler berflagela ; beberapa spesies punya alat pelekat ; reproduksi membelah membentuk zoospora atau seksual isogami / heterogami ; Chlamydosmonas 3-30 m Bambang Purnomo, 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib. 5 D:\Kantor\MIKROBIOLOGI\KULIAH_MIK\K3BIOLOGI.doc Alga merah : Acanthophora muscoides Alga coklat : Cystoseira sp 2. Devisio Rhodo-phycophyta : pigmen berwarna merah, produk makanan cadangan berupa glikogen, non motil, dinding sel mengandung karagenan 3. Devisio Chryso-phycophyta : pigmen berwarna coklat keemasan, produk makanan cadangan berupa karbohidrat dan minyak, flagela 1 atau 2 atau amoeboid, dinding sel mengandung sisik 4. Devisio Phaeo-phycophyta : pigmen berwarna coklat, produk makanan cadangan berupa manitol, flagela 2 lateral tak sama. dinding sel mengandung asam alginat 5. Devisio Xanto-phycophyta ;pigmen berwarna hijau kekuningan, produk makanan cadangan berupa pati dan minyak, flagela 2 tak sama apikal 6. Devisio Bacillario-phycophyta (Diatome) : produk makanan cadangan berupa karbohidrat dan minyak, flagela 1 pada gamet jantan, dinding sel mengandung silika 7. Devisio Eugleno-phycophyta : produk makanan cadangan berupa karbohidrat dan minyak, Flagela 1,2 atau 3 yang sama agak apikal, tak berdinding sel, ada kerongkongan 8. Devisio Crypto-phycophyta : produk makanan cadangan berupa Pati, Flagela 2 tak sama terletak lateral, tak berdinding sel, sebagian berkerongkongan 9. Devisio Pyro-phycophyta : produk makanan cadangan berupa pati dan minyak, flagela 2 terletak lateral menyeret dan melilit 3. MONERA (Bakteri, Cyanobakteri) a. Cyanobakteri Dulu Cyanobakteri dikenal dengan nama ganggang biru-hijau, tersebar luas di seluruh dunia, baik di air tawar maupun air laut. Cyanobakteri memperoleh energi dari kegiatan fotosintesis aerobik seperti alga, tetapi mempunyai organisasi sel prokariotik. Oleh karena itu klorofilnya tidak terdapat dalam kloroplas tetapi dalam lamela khusus yang disebut tilakoid. Fotopigmennya berupa klorofil dan fikobiliprotein. Beberapa terdapat sebagai sel tunggal dan yang lain dapat berupa rantaian sel atau filamen yang lurus atau bercabang. Reproduksi dapat dengan pembelahan biner, pembelahan ganda, atau dengan membebaskan eksospora secara berturut-turut. Bentuk-bentuk filamen dapat berkembangbiak dengan fragmentasi dengan membebaskan ujung rantai pendek bersifat motil (dapat bergerak). Beberapa cyanobakteri berbentuk benang yang sel-selnya dapat menebal disebut heterosista. Heterosiste berfungsi untuk mengubah nitrogen dalam atmosfir menjadi amoniak sehingga nitrogen menjadi tersedia untuk metabolisme sel. b. Bakteri Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal, tidak berklorofil dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Ukuran bakteri lebih kecil dari protozoa maupun fungsi satu sel. Pengamatan-pengamatan yang dilakukan Leewenhoek merupakan pengamatan yang menampakan penampilan kasar bakteri yang hanya menampakan sel bulat, seperti batang atau spiral. Perkembangan pengamatan sel bakteri sampai dengan sebelum tahun 1940-an meliputi teknik pewarnaan ternyata dapat memperbaiki apa yang diamati Leewenhoek sehingga dapat lebih tepat mengamati morfologi bakteri yang meliputi : bentuk, ukuran, struktur luar, dan pola penataan bakteri. Morfologi bakteri dapat berupa morfologi koloni dan morfologi sel bakteri. Berikut ini beberapa contoh morfologi koloni bakteri. Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada Bambang Purnomo, 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib. 11 D:\Kantor\MIKROBIOLOGI\KULIAH_MIK\K3BIOLOGI.doc medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri. Beberapa kelompok bakteri menunjukan ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun bentuk tepi koloni. Ukuran, bentuk, dan penataan sel merupakan ciri morfologi kasar sel bakteri. Setelah ditemukan mikroskop elektron dan teknik-teknik memotong sel menjadi irisan-irisan bagian sel, serta teknik isolasi senyawa sel maka kemudian ditemukan ciri morfologi dan ciri biokimiawi yang lebih detail lagi. Ciri morfologi dari irisan-irisan bagian sel ini kemudian kita sebut morfologi struktur halus dari sel bakteri. Satuan ukuran bakteri menggunakan mikrometer (μm) yang setara dengan 10-3 milimeter (mm). Bakteri yang sering kita pelajari dalam mikrobiologi umumnya berukuran 0,5-1,0 x 2,0-5,0 μm, meskipun ada beberapa yang di luar range ini, bahkan sampai lebih dari 100 μm dan sebaliknya bakteri pleomorfik seperti mikoplasma ukurannya berkisar 0,1 – 0,3 μm. Oleh karena itu kalau kita melihat ukuran bakteri secara keseluruhan lebarnya dapat berukuran 0,1 μm dan panjangnya mencapai lebih dari 100 μm. Meskipun ukuran sel bakteri sangat kecil, tetapi dapat diukur menggunakan mikrometer mikroskop biasa. Pengukur sel menggunakan mikrometer okuler yang memiliki garis-garis berjarak sama (gambar kiri). Jarak antar garis dalam mikrometer okuler dapat diukur menggunakan mikrometer obyektif (mikrometer pentas) yang berfungsi sebagai mistar pada proses pengukuran mikroskopis (gambar kanan). Oleh karena itu, mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler dapat digunakan tidak hanya mengukur panjang-lebar bakteri tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur panjang-lebar sel organisme lainnya. Sel-sel bakteri dapat berbentuk seperti bola , elips (coccus), batang (bacillus) dan spiral (heliks). Spesies-spesies tertentu bakteri menunjukan adanya pola penataan sel, misalnya : berpasangan, bergerombol, membentuk rantai atau filamen. Bakteri bentuk bola dan elips biasa disebut bentuk kokus (kokus = buah beri). Kokus ada beberapa penataan yang berbeda-beda yang dapat mencerminkan Bambang Purnomo, 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib. 12 D:\Kantor\MIKROBIOLOGI\KULIAH_MIK\K3BIOLOGI.doc marga yang berbeda juga. Ada lima penataan kokus, yaitu : diplokokus, tetrakokus, sarcina, streptokokus, dan stafilokokus. Basilus biasanya tidak menata sel-selnya dalam pola tertentu, tetapi beberapa spesies ada yang membentuk kelompok-kelompok sel yang berbaris berdam-pingan seperti penataan pagar, Bacillus tuberculosis menata dirinya menjadi kelompok tiga-tiga sehingga menyerupai huruf Y. Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai sel tunggal. Umumnya bakteri patogen tanaman berbentuk batang. Diantara bakteri terdapat golongan yang mempunyai alat gerak yang disebut flagellum dan ada yang tidak mempunyai alat gerak (atrichus). Bakteri yang hanya mempunyai satu alat gerak disebut 'monotrichus', satu berkas alat gerak pada salah satu ujung disebut 'lofotrichus', terdapat di kedua ujungnya disebut amphitrichus, dan bila di seluruh tubuh disebut 'peritrichus'. Sebagian besar bakteri berkembangbiak secara aseksual, dengan cara memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel menjadi dua bagian sel anakan. Pembelahan demikian kita sebut pembelahan biner melintang. Pembelahan biner melintang merupakan suatu proses reproduksi aseksual. Pembelahan biner lebih banyak terjadi pada bakteri yang berkaitan dengan tumbuh manusia. Bakteri-bakteri lain dapat berproduksi dengan proses pembentukan spora, fragmentasi filamen, dan pertunasan. Pelajaran ini akan dibahas lebih lanjut pada bab pertumbuhan mikroorganisme. a. Khamir (Yeast) Tubuh atau talus khamir berupa sel tunggal. Khamir bersifat mikroskopik sebagai sel bebas yang sederhana. Biasanya berbentuk bulat atau lonjong, termasuk sel eukariotik. Berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Cara seksual yang umum dilakukan yaitu dua sel khamir melebur (fusi) menjadi sel tunggal berbentuk kantong yang disebut askus. Di dalam askus terbentuk satu sampai delapan spora, yang disebut askospora. Dalam kondisi yang cocok, askus akan pecah selanjutnya askospora akan tumbuh membentuk sel khamir baru. Gambar : Pembentukan spora pada sel khamir Cara aseksual yang biasa untuk pembiakan khamir menggunakan proses aseksual yang disebut blastospora. Sel khamir pada awalnya akan terjadi benjolan-benjolan (tunas) berbagai ukuran yang semakin membesar, kemudian berangsur-angsur menyempit pada bagian yang berhubungan dengan dinding sel induk sehingga akhirnya terpotong dari sel induknya. Bambang Purnomo, 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib. 7 D:\Kantor\MIKROBIOLOGI\KULIAH_MIK\K3BIOLOGI.doc Proses pertunasan (blastospora) berbeda dengan pembelahan biner yang didahului oleh terbelahnya inti. Semua kelompok khamir dapat berkembangbiak secara aseksual, tetapi tidak semua khamir dapat berkembangbiak secara seksual. Khamir yang hanya berkembangbiak secara aseksual dikelompokan ke dalam Deuteromycetes, sedangkan khamir yang membentuk spora seksual dikelompokan sesuai dengan spora seksual yang dibentuknya. Umumnya khamir yang berkembangbiak secara seksual membentuk askospora sehingga dikelompokan ke dalam Ascomycetes. Beberapa contoh khamir misalnya : Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir permukaan memproduksi gas sangat cepat, S. carsbergensis merupakan khamir dasar karena memproduksi gas sangat lamban, Hansenula anomala (Ascomycetes), Candida albicans merupakan khamir yang tidak membentuk spora seksual. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:[19][20] Mikrococcus, jika kecil dan tunggal Diplococcus, jka berganda dua-dua Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus Staphylococcus, jika bergerombol Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:[19][20] Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:[19][20] Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma) Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.[20] Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.[20] [sunting] Alat gerak Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.[21] Bakteri yang tidak memiliki alat gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan tempat bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel juga dapat menjadi agen penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri.[21] Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:[22][21] Atrik, tidak mempunyai flagel.[22][21] Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.[22][21] Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.[22][21] Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.[22][21] Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.[22][21] [sunting] Habitat Artikel utama untuk bagian ini adalah: Habitat bakteri Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[2]Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup.[2] Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030.[2] Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[24] Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter .[5] Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus.[5][25] Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar.[26] Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.[24] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya.[27][28][29] Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.[30][31] Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.[32] Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[2][33][34] Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[2] Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin.[35]Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril).[36]Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).[36][37] Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.[2]

Tidak ada komentar: